cara membersihkan hati dari hawa nafsu

Nah, bagaimana cara mudah agar selamat dari penyembahan hawa nafsu tersebut? Dua kiat berikut semoga bisa membantu Anda.


Kiat umum mengendalikan nafsu

1. Konsultasikan kepada dua “Dewan Pertimbangan Jiwa”, yaitu Agama Islam dan Akal Sehat sebelum melangkah
Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, Tatkala seorang yang sudah baligh diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti binatang (yang tidak diuji dengannya), dan setiap waktu ia menghadapi gejolak hawa nafsu, maka dianugerahkan kepadanya dua penentu keputusan, yaitu agama Islam dan akal sehat. Ia pun selalu diperintahkan untuk mengkonsultasikan gejolak hawa nafsu yang dihadapi kepada dua penentu keputusan tersebut dan tunduk kepada keduanya”.
Maksudnya:
Ulama sudah menjelaskan bahwa setiap kali seseorang menghadapi suatu masalah, sebelum mengambil langkah, ia tertuntut untuk muhasabah (intropeksi) diri, agar bisa memutuskan langkah yang tepat, yaitu langkah yang diridhai oleh Allah Ta’ala. Untuk bisa memutuskan langkah yang tepat, maka haruslah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada penentu keputusan yang asasi, yaitu syari’at Islam, ia harus menimbang keputusan yang akan diambilnya dengan tinjauan syari’at Islam, dan ia gunakan akal sehatnya agar bisa memahami syari’at Islam dengan baik, mengokohkan keimanannya, dan membantunya dalam mempertimbangkan maslahat dan mudharat yang ada.
Jika sebuah alternatif keputusan sesuai dengan syari’at Islam dan  akal sehatnya, maka diambillah keputusan tersebut, namun jika tidak, maka ditinggalkannya. Dan ketahuilah bahwa agama Islam pastilah selaras dengan akal  sehat (yaitu akal yang lurus dan sesuai dengan fitrah), keduanya tidaklah mungkin bertentangan.
Orang yang tidak sudi menghambakan hatinya kepada hawa nafsu adalah orang yang selalu menimbang suatu masalah dengan tinjauan syar’i dan akal sehat, dengan keduanya ia kendalikan hawa nafsunya
2. Anda galau? Jauhilah apa yang paling disukai hawa nafsu Anda!
Sebagian Salafus Shalih berkata,
إذا أشكل عليك أمران لا تدري أيها أشد، فخالف أقربهما من هواك، فإن أقرب ما يكون الخطأ في متابعة الهوى
“Jika Anda bimbang menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, Anda tidak tahu mana yang paling bahaya, maka tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat/disukai hawa nafsumu, karena sikap yang terdekat dengan kesalahan itu ada pada mengikuti hawa nafsu”.
Maksudnya:
Tidak jarang dikarenakan minimnya ilmu syar’i yang dimiliki seseorang dan kelemahan akal sehatnya, maka di dalam memutuskan suatu perkara, ia menemui kesulitan.
Ia bingung ketika menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, mana yang harus diambil, padahal, ia harus mengambil keputusan sekarang juga, tidak ada satupun orang ‘alim yang bisa dihubungi ketika itu. Maka sebagian salaf sudah memberikan resep mudah kepada kita, yaitu  tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat dengan hawa nafsumu atau paling disukai hawa nafsumu! Dan pilihlah sebuah keputusan yang terjauh dari hawa nafsumu.
Mengapa demikian? Rahasianya terdapat dalam ucapan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyahrahimahullah berikut ini, “Ketika sikap yang sering terjadi pada orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan amarah adalah tidak bisa berhenti sampai pada batas mengambil manfaat saja (darinya), karena itulah (banyak) disebutkan nafsu, syahwat, dan amarah dalam konteks yang tercela, karena dominannya bahaya yang ditimbulkannya (dan) jarang orang yang mampu bersikap tengah-tengah dalam hal itu (mengatur nafsu, syahwat, dan amarahnya- pent)”. Wallahu a’lam.
Nafsu itu adalah keinginan manusia yang tersirat dalam akal pikirannya.
Nafsu ada yang baik, iaitu nafsu yang tidak bertentangan dengan hati nurani serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah tetapkan.
Namun ada pula nafsu yang buruk, yaitu nafsu yang hanya untuk memenuhi keinginan pikirannya saja, tanpa melibatkan hati nurani dan ketetapan Allah.
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.” [QS Al-Maidah : 30]
|
Penyebab hawa nafsu semakin liar, buas & sangat sulit dikendalikan,
  • Lemahnya Iman kepada ALLAH, padahal ALLAH selalu MEMPERHATIKAN nya & lemahnya iman akan HARI PEMBALASAN di AKHIRAT kelak,
  • Jahil, kurangnya pemahaman ILMU ALQUR’AN & AS SUNNAH,
  • Mind Set nya, “aku tidak bisa tenang kecuali terpuaskan seleraku”,
  • Menyia-nyiakan Kesempatan, “Kalaupun gue berdosa kan masih ada waktu untuk bertaubat”,
  • Terus MEMPERTURUTKANNYA, maka nafsunyapun semakin jadi,
  • Pergaulannya sesama hedonis pengumbar nafsu juga, “all free and be free”,
  • Makan Minum dari yang haram, baik zatnya maupun cara mencarinya, masuk ke tubuh menjadi energi nafsu lagi,
  • Menjauh dari Ulama, orang sholeh & majlis kebaikan,
  • Tak ada Keinginan Kuat untuk Hijrah, maka jadilah seperti Hewan,
Firman Allah,  QS.7 Al-A’raf
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan [derajat]nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya [juga].
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah [kepada mereka] kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (176)
|

Jenis-Jenis Nafsu Menurut Islam

Nafsu itu adalah keinginan manusia yang tersirat dalam akal pikirannya.
Nafsu ada yang baik, iaitu nafsu yang tidak bertentangan dengan hati nurani serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah tetapkan.
Namun ada pula nafsu yang buruk, yaitu nafsu yang hanya untuk memenuhi keinginan pikirannya saja, tanpa melibatkan hati nurani dan ketetapan Allah.

Nafsu yang BURUK

Nafsu Amarah

Nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
Mereka adalah dari golongan yang bermaksiat di mata dan di hatinya.
Mereka adalah golongan ahli neraka.
Firman Allah, QS.12 Yusuf :53
Dan aku tidak membebaskan diriku [dari kesalahan], karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Nafsu Lawamah

Nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.
Golongan ini beramal tetapi masih ada riya, hasut, dengki dan sebagainya.
Nafsu mereka tetap dilakukan walau mereka tahu itu salah.
Mereka adalah golongan ahli neraka.
Firman Allah, QS.75 Al-Qiyamah :1 -2
Aku bersumpah dengan hari kiamat, (1)
dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali [dirinya sendiri]. (2)

Nafsu Marhamah

Nafsu yang telah dapat membuang sifat tercela.
Walaupun begitu, mereka masih mengkritik diri sendiri.
Mereka adalah golongan ahli neraka.
Firman Allah,  QS.89 Al-Fajr :2 – 8
Dan malam yang sepuluh, (2)
Dan yang genap dan yang ganjil, (3)
Dan malam bila berlalu. (4)
Pada yang demikian itu terdapat sumpah [yang dapat diterima] oleh orang-orang yang berakal. (5)
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ’Aad?, (6)
[yaitu] penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, (7)
Yang belum pernah dibangun [suatu kota] seperti itu, di negeri-negeri lain, (8)

Nafsu yang BAIK

Nafsu Mutmainah

Nafsu yang lemah lembut.
Mereka mendapat ketenangan dan menghilangkan gelisah di jiwa.
Mereka adalah orang yang sholeh.
Golongan ini adalah dijamin surga.

Nafsu Raudiah

Nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..
Mereka bergaul dengan orang banyak tetapi hatinya semata-mata hanya kepada Allah.
Mereka bisa juga disebut sebagai Wali Allah.

Nafsu Kamaliah

Nafsu yang sempurna, nafsu yang hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul.

Nafsu Mardiah

Adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah.
Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah.
Adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah.
Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah.
Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal,
Artinya jika Allah memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah SWT, siapa pun tidak bisa memuliakannya.
|

Allahumma Ya ALLAH selamatkan kami dari kelemahan iman,
kebodohan & keinginan nafsu ma’siyat

Aaamiieen

***
(Diolah dari : Asbabut Takhallaush minal hawa, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah)

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Artikel Muslim.Or.Id saputra51.wordpress.com

Related Posts