Orang Kafir dan Munafik Gemar Menghinakan Allah


Wajah orang-orang munafik itu penuh dengan permusuhan kepada orang mukminin. Mereka tidak suka melihat orang mukmin itu bahagia, bergembira, dalam kedamaian menyembah Allah Rabbul Alamin. Mereka menghina terhadap Allah, Rasul, dan kitab-kitab-Nya. Itu telah terjadi disepanjang sejarah, dan akan terus terjadi sepanjang kehidupan. Orang-orang munafik akan terus mengobarkan permusuhan kepada mukminin, yang taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kitab-kitabnya.
Allah Azza WA Jalla berfirman :
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, “Kami telah beriman. Dan bila mereka kembali kepada syetan-syetan mereka, mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka”. (Al-Baqarah : 14-15).
Di masa lalu, ketika masa generasi Shalafus sholeh, kaum munafik ada yang tinggal bersama dalam komunitas kaum mukminin, duduk bersama dalam berbagai majelis mereka. Orang munafik itu berkata, “Aku adalah golongan kalian dan sejalan dengan kalian”. Di saat pergi kepada para pemimpin dari kalangan syetan-syetan yang berwujud manusia dan orang-orang durjana, ia akan berkata kepada mereka, “aku mengucapkan itu karena dangkalnya akal orang-orang mukmin dan kedunguan mereka. Mereka percaya kalau aku berada dalam barisan mereka. Memang aku bersama mereka, tetapi aku menghina mereka, menertawakan mereka.
Gambaran ini betapa kejinya orang-orang munafik itu. Mereka telah memperdaya orang-orang mukmin dengan perilaku mereka, yang seakan-akan mereka berada dalam barisan orang-orang mukmin, tetapi hakekatnya di dalam hati mereka bertujuan ingin menghancurkan orang-orang mukmin. Tipu daya mereka sangat halus, yang tidak nampak dihadapan orang-orang mukmin, karena itu, tak jarang banyak orang mukmin memberikan wala’ (loyalitasnya) kepada mereka. Termasuk ada diantara orang-orang mukmin yang menjadikan orang-orang munafik itu sebagai pemimpin dan penolong mereka.
Terkadang fenomena beberapa kalangan orang yang terpaksa harus duduk bersama orang-orang yang shalih. Atau kalangan mereka dengan suka rela duduk bersama dan berinteraksi dengan kaum mukminin, dan tak jarang orang-orang munafik itu bermanis muka, dan dengan gaya tutur bahasa yang indah untuk mengelabuhi orang-orang mukmin. Sehingga, cara-cara (uslub) itu membuat hati orang-orang mukmin menjadi tergadai oleh sikap orang munafik itu. Namun, ketika bertemu dengan orang-orang yang berperangai buruk,yang memusuhi orang-orang mukmin, maka orang munafik itu berkata, “Aku bersama dengan mereka hanya untuk mengetahui apa yang mereka perbuat, bagaimana mereka menghabiskan waktu-waktu atau mematai mereka”.
Itulah sifat yang amat buruk dari orang-orang munafik terhadap orang mukmin, dan mereka di dalam hati mereka bersemayam kebencian dan permusuhan yang bersifat abadi. Jadi tidak mungkin mengharapkan mereka akan menjadi penolong dan pelindung serta menjaga kehidupan kaum mukminin. Mereka akan selalu berusaha bagaimana membuat orang-orang mukmin itu menderita, dan terus akan melakukan kerusakan.
Seperti Allah Azza Wa Jalla berfirman :
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab “Sesungguhnya kami hanyalah senda gurau dan bermain-main saja. Katakanlan, Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika kami mamaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka bdertobat), yang lain, disebabkan mereka adalah orang-orang yagn selalu berbuat dosa”. (At-Taubah : 65-66).
Dan, betapa banyak yang mengaku sebagai muslimin yang dengan sengaja memperolok-olok Al-Qur’an, Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam, dan hukum syariah, bahkan tidak sedikit diantara mereka malah menghina dan menertawakan kaum mukminin. Orang-orang munafik itu, tak segan bekerjasama dengan musuh-musuh Allah Rabbul Aziz, dan dengan sengaja ikut terlibat dalam menghancurkan dan merusak agama Islam dan kaum muslimin. Tetapi, mereka berlindung diantara para ulama syu’ (jahat), yang sudah berkolaborasi dengan orang-orang manufik demi imbalan materi, yang sedikit, dan mereka tidak takut atas perbuatan mereka yang sudah terang-terangan berani menghina Allah Azza Wa Jalla.
Allah Rabbul Ghaffur, berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan, apabila orang-orang yang beriman berlalu mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan mata. Dan, apabila mereka orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaukmnya, mereka kembali gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat. Padahal, orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir. Mereka duduk diatas dipan-dipan sambil memandang”. (Al-Muthaffifin : 29-35).
Itulah kondisi orang-orang munafik. Mereka mengucapkan sebuah ungkapan yagn bisa merusak dunia dan akhirat mereka. Maka Allah Rabbul Alamin telah mengkafirkan seorang lelaki yagn mengatakan perkataan itu dengan maksud main-main.
Orang-orang munafik itu selalu menunjukkan bermusuhannya dan kedengkian yang terpendam kepada orang-orang mukmin. Semuanya sudah menjadi karakter dasar mereka, dan tidak akan berubah sampai akhir zaman. Jadi tak layak orang-orang mukmin memberikan wala’ mereka kepada orang munafik, bahkan menjadikan mereka sebagai pemimpin. Wallahu’alam. (Mh)

Sumber : eramuslim

Related Posts