Misteri sakaratul maut


Suatu hal yang seringkali ditakuti oleh sebagian besar orang, yaitu saat saat menghadapi lepasnya nyawa dari raga. Saat saat kritis tersebut dikenal dengan saat sakaratul maut. Sebagian orang menyebutnya dengan sebutan sekarat. Berdasarkan gambara yang bersifat umum, sesungguhnya saat saat sakaratul maut merupakan peristiwa yang sangat menegangkan dan menyakitkan. Penulis pernah melihat sendiri kondisi orang yang begitu tersiksa saat menghadapi sakaratul maut.
                Lalu kita pun bertanya Tanya,sepedih itukah orang yang sedang menghadapi sakaratul maut? Untuk menjawabnya berdasarkan penjelasan syariat, maka kita dapat mengkaji nash nash al quran dan hadits nabi s.a.w berkaitan dengan masalah yang satu ini. Hal ini sangat penting, mengingat peristiwa sakaratul maut merupakan bagian dari masalah gaib yang hanya dapat dirasakan langsung oleh orang orang yang akan meninggal. Sementara semua tahu bahwa orang orang yang meninggal tidak mungkin dapat hidup kembali. Mereka tidak dapat menceritakan kejadian sakaratul maut yang baru dialaminya. Kalau pun ada yang hidup kembali, barangkali hanya mengalami mati suri dan belum mengalami sakaratul maut yang sebenarnya.
                Di sisi lain, kita juga serig bertanya Tanya, bahwa ada orang yang meninggal dalam keadaan yang sangat menderita dan begitu menyakitkan, sementara ada pula orang yang meninggal dalam keadaan tenang, seakan tak ada penderitaan atau rasa sakit sama sekali. Lantas di mana hakikat dari sakaratul maut itu sendiri?
                Gambaran tentang sakaratul maut ini dapat kita renungkan dari firman allah s.w.t berita ini
“dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar benarnya, itulah yang kamu selalu lari daripadanya.”
(Qs.Qaaf {50} : 19)
                Berkaitan dengan ayat di atas, dalam kitab tafsirnya imam al qurthubi dan jalalain menyebutkan tentang pedih dan dahsyatnya peristiwa sakaratul maut tersebut. Aisyah r.a meriwayatkan bahwa di hadapan rasulllullah s.a.w pernah ada tempat air atau bejana yang didalamnya berisi air. Beliau kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam air tersebut. Dengan kedua tangannya itu, beliau mengusap wajahnya seraya berkata, “tidak ada tuhan selain allah, sesungguhnya kematian itu memiliki beberapa rasa sakit.” (H.R Bukhari).
                Sebenarnya kematian itu datang kepada manusia dalam dua cara, sesuai dengan kondisi mereka saat hidup di dunia yang fana ini. Kedua kondisi tersebut yaitu:

1.Matinya orang orang yang shalih,

                Yaitu orang orang yang mengamalkan dengan sebaik baiknya ajaran allah swt dan rosulnya. Mereka ridha kepada rabbnya, dan rabb pun ridha kepada mereka. Semasa hidupnya mereka senantiasa menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Tidaklah mengherankan, ketika meninggalkan alam fana ini mereka disambut dengan sambutan yang baik oleh malaikat maut, sebagaimana yang digambarkan dalam firmannya,
“(yaitu) orang orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), ‘kesejahteraan atas kamu’, masuklah kamu ked ala surge itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs.An-Nahl {16} : 32).
                Orang orang yang beriman dan beramal shalih, mereka akan dijemput dengan penuh penghormatan dan kelembutan oleh malaikat maut. Ja‘far bin Muhammad meriwayatkan hadits ayahnya, bahwa al harits bin al khazraj menuturkan, ayahnya pernah mendengar rasullullah s.a.w bersabda (ketika itu beliau dalam keadaan melihat kea rah malaikat maut yang berada di atas kepala seseorang dari kaum anshar), “wahai malaikat maut, berlemah lembutlah terhadap sahabatkun ini,karena dia orang mukmin.”
                Malaikat maut menjawab, “bersihkanlah jiwa dan buatlah pandangan yang menyenangkan. Ketahuilah, aku ini selalu berlemah lembut kepada orang mukmin, wahai Muhammad,aku pasti akan mencabut nyawa anak cucu adam.jika sangkakala telah ditiup,aku berada di rumah seseorang sementara nyawanya bersamaku. Lalu kukatakan, ‘suara apa itu?’ demi allah, kami tidak menzhaliminya; tidak juga memperlambat atau mempercepat takdirnya. Tidaklah kami berdosa mencabutnyawanya. Oleh karena itu, jika engkau semua meridhai apa yang di lakukan allah, niscaya engkau akan diberi pahala atasnya; sementara jika engkau semua murka, berarti engkau berdosa. Kami selalu datang dan kembali padamu. Oleh karena itu, berhati hatilah. Tidak satupun dari suatu anggota keluarga, yang baik maupun yang jahat, di taran maupun di pegununggan, melainkan aku selalu menyalaminya setiap siang dan malam, sehingga aku lebih tahu baik yang masih anak anak maupun yang tua daripada diri mereka sendiri. Demi allah, seandainya aku ingin mencabut nyawa seekor lalat,aku tidak akan pernah mampu melakukannya, kecuali allah menghendakinya.” (H.R. Ath-thabrani, abu nu’aim, dan ibnu mundah).
                Demikianlah karunia Allah s.w.t yang diberikan kepada orang orang beriman yang mengerjakan amal shalih. Mereka diberi kemudahan dalam menghadapi saat saat sakaratul maut. Mereka dicabut nyawanya oleh malaikat maut dengan penuh kelembutan dan kasih saying, sehngga bayangan rasa sakit dan kepedihan menjadi berkurang atau tidak terasakan. Bayangan malaikat maut yang menyeramkan sama sekali tidak Nampak di hadapan mereka. Bahkan sebaliknya mereka menyaksikan malaikat berwajah tampan dan bersikap santun.
                Diriwayatkan dalam beberapa hadits nabi s.a.w bahwa nyawa seorang mukmin itu keluar disertai cucuran keringat di dahinya. Burairah meriwayatkan bahwa nabi s.a.w pernah bersabda, “seorang mukmin meninggal dengan keringat di dahi.”(H.R At-turmudzi,ia meng-hasankan hadits ini; al hakim,ia men-shahihkannya;dan al baihaqi dalam syu’abul iman).
                Cucuran keringat yang keluar dari tubuh seorang mukmin, merupakan refleksi dari kesadaran hamba allah yang lemah dan tak luput dari dosa. Seorang mukmin menyadari akan kesalahan dan dosa yang pernah ia lakukan,sekecil apapun dosa tersebut. “ Keluarnya keringat seakan mengisyaratkan keluarnya noda noda dosa dari tubuh seorang mukmin. Dalam kaitannya dengan hal ini, ibnu abi syaibah dan al marwazi mengatakan bahwa sofyan berkata, “mereka menyukai keluarnya keringat dari seorang mayit”. Sementara sebagian ulama berpendapat/berkomentar, “keluarnya keringat dari dahi mayit adalah karena rasa malu kepada rabbnya atas kemaksiatannya kepadanya. Hal itu karena tubuh bagian bawah telah mati, sementara kekuatan hidup yang masih tersisa hanya pada tubuh bagian atas, dan rasa malu itu berada pada kedua mata. Sedangkan orang kafir buta terhadap semuanya itu, sebab disibukkan oleh azab yang dialaminya,”
                Demikianlah gambaran sakaratul maut yang dialami oleh orang orang beriman dan beramal shalih. Gambaran ini bersifat umum.dalam kejadian nyata, mungkin ada beberapa perbedaan kecil antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya saat menghadapi sakaratul maut.semakin mantap keimanan seseorang dan semakin banyak amal shalih yang dilakukannya, diharapakan dapat mempermudah proses pencabutan nyawa dari jasadnya. Oleh sebab itulah, umat islam diajarkan untuk berdoa agar dimudahkan saat menghadapi sakaratul maut, “allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakaratil maut…”(artinya: ya allah, mudahkanlah dirikami saat menghadapi sakaratul maut).

2. Matinya orang orang kafir dan orang orang durhaka.

                orang orang kafir dan orang orang durhaka mengalami sat sat menyeramkan dan sangat menyakitkan ketika menghadapi sakaratul maut. Kepedihan, ketakutan dan hysteria akan dialami oleh mereka, khususnya bagi orang orang kafir yang selalu menghalang halangi risalah dakwah. Saat hidup di dunia, mereka senantiasa memusuhi,membuat makar,mengadu domba,dan memfitnah orang orang islam yang menyerukan jalan kebenaran dan kedamaian. Begitu dahsyat dan kerasnya sakaratul maut yang dialami mereka. Untuk menggambarkan keadaan ini, kita dapat menghayati firmannya berikut ini.
“kalau amu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata), “rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali kali tidak menganiaya hambanya.”(Qs. Al anfaal {8}: 50-51).
                Sungguh berat penderitaan orang orang kafir saat menghadapi sakaratul maut. Itulah pengalaman yang sungguh dahsyat dan sangat menyeramkan yang dialami mereka.mereka belum pernah mengalami penderitaan seperti itu sebelumnya. Pengalaman pengalaman mendebarkan,menyakitkan sekaligus menyengsarakan akan terus membuntuti mereka pasca sakaratul maut. Mereka terus menerus menderita. Mereka terus menerus tersiksa. Jerit tangis dan nada memelas tidak berguna lagi. Tak ada yang menolong mereka. Tak ada yang memperdulikan mereka. Kengerian demi kengerian terus berjalan dan entah kapan akan berakhir. Penderitaan seakan tak mengenal batas akhir di negeri yang sungguh asing itu.
                Mereka adalah orang orang yang ingkar ketika hidup di dunia. Mereka adalah orang orang yang sering menghina dan melecehkan syariatnya yang mulia. Mereka menganggap orang orang yang shalih sebagai manusia manusia dungu dan bodoh. Padahal sesungguhnya mereka sendirilah yang dungu,jahil,dan bodoh. Mereka adalah sebodoh bodohnya manusia. Mereka menganggap dirinya sebagai makhluk yang paling terhormat dan paling mulia di dunia. Mereka menganggap dirinya paling berkuasa dan paling kaya. Sungguh mereka adalah orang orang yang sombong, zhalim dan durhaka. Pantaslah kalau allah s.w.t memberi balasan yang setimpal kepada mereka diakibatkan oleh ulah mereka sendiri.

                Benarlah apa yang difirmankannya.
“(yaitu) orang orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘kami sekali kali tidak mengerjakan suatu kejahatanpun’. (malaikat menjawab), ‘ada, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan’. Maka masukilah pintu pintu neraka jahannam, kamu kekal didalamnya. Maka amat buruklah tempat orang orang yang menyombongkan diri.”(Qs.An-Nahl [16]:28-29).

Sumber viosixwey

Related Posts