Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah (Bahasa Arab: أهل السنة والجماعة) atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah (bahasa Arab: أهل السنة) atau Sunni
adalah mereka yang senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an
dan hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat, tabi'in, dan
tabi'ut tabi'in. Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni,
dan 10% menganut aliran Syi'ah.
Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah dan berpegang teguh dengannya dalam seluruh perkara yang Rasulullah berada di atasnya dan juga para sahabatnya. Oleh karena itu Ahlus Sunnah yang sebenarnya adalah para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan orang-orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat.
Fitnah di tubuh Agama Islam
Kesalah pahaman dalam kepemimpinan pada saat wafatnya Rasulullah Muhammad
Ketika Rasulullah Muhammad
SAW wafat, maka terjadilah kesalahpahaman antara golongan Muhajirin dan
Anshar siapa yang selanjutnya menjadi pemimpin kaum muslimin. Para
sahabat melihat hal ini akan mengakibatkan perselisihan antar kaum
muslimin Muhajirin dan Anshar. Setelah masing-masing mengajukan delegasi
untuk menentukkan siapa Khalifah pengganti Rasulullah. Akhirnya
disepakati oleh kaum muslimin untuk mengangkat Abu Bakar sebagai Khalifah.
Fitnah pada masa khalifah ke-3
Pada masa kekhalifahan ke-3, Utsman bin Affan, terjadi fitnah yang cukup serius di tubuh Islam pada saat itu, yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Utsman. Pembunuhnya ialah suatu rombongan delegasi yang didirikan oleh Abdullah bin Saba' dari Mesir
yang hendak memberontak kepada Khalifah dan hendak membunuhnya.
Abdullah bin Saba' berhasil membangun pemahaman yang sesat untuk mengadu
domba umat Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Kemudian
masyarakat banyak saat itu, terutama disponsori oleh para bekas pelaku
pembunuhan terhadap Utsman, berhasil membunuh beliau dengan sadis ketika beliau sedang membaca Qur'an.
Fitnah dimasa khalifah ke-4
Segera setelah bai'at Khalifah Ali
mengalami kesulitan bertubi-tubi. Orang-orang yang terpengaruh Abdullah
bin Saba' terus menerus mengadu domba para sahabat. Usaha mereka
berhasil. Para sahabat salah paham mengenai kasus hukum pembunuhan
Utsman. Yang pertama berasal dari janda Rasulullah SAW, Aisyah, yang bersama dengan Thalhah dan yang kedua ialah bersama dengan Zubair. Mereka berhasil diadu domba hingga terjadilah Perang Jamal atau Perang Unta. Dan kemudian oleh Muawiyah yang diangkat oleh Utsman sebagai Gubernur di Syam, mengakibatkan terjadinya Perang Shiffin.
Melihat banyaknya korban dari kaum muslimin, maka pihak yang berselisih
mengadakan ishlah atau perdamaian. Para pemberontak tidak senang dengan
adanya perdamaian di antara kaum muslimin. Kemudian terjadi usaha
pembangkangan oleh mereka yang pada awalnya berpura-pura / munafik.
Merekalah Golongan Khawarij
Tahun Jama'ah
Kaum Khawarij ingin merebut kekhalifahan. Akan tetapi, terhalang oleh Ali dan Muawiyah, sehingga mereka merencanakan untuk membunuh keduanya. Ibnu Muljam dari Khawarij berhasil membunuh Khalifah Ali pada saat khalifah mengimami salat subuh di Kufah, tapi tidak terhadap Muawiyah karena dijaga ketat. Bahkan Muawiyah
berhasil mengkonsolidasikan diri dan umat Islam, berkat kecakapan
politik dan ketegaran kepemimpinannya. Karena belajar oleh berbagai
pertumpahan darah, kaum muslim secara pragmatis dan realistis mendukung kekuasaan de facto Muawiyah. Maka tahun itu, tahun 41 Hijriyah, secara khusus disebut tahun persatuan ('am al-jama'ah).
Sunnah Madinah
Kaum muslimin mendalami agama berdasarkan Al-Qur'an, dan
memperhatikan serta ingin mempertahankan sunnah Nabi di Madinah.
Akhirnya ilmu hadits yang berkembang selama beberapa abad, sampai
tuntasnya masalah pembukuan hadis sebagai wujud nyata Sunnah pada
sekitar akhir abad ke-3 hijriyah. Saat itu, lengkap sudah kodifikasi
hadis dan menghasilkan al-Kutub al-Sittah (Buku Yang Enam) yakni oleh al-Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261 H), Ibnu Majah (w. 273 H), Abu Dawud (w. 275), al-Turmudzi (w. 279 H), dan al-Nasa'i (w. 303 H).
Perkembangannya kemudian
Ahlus-Sunnah pada masa kekuasaan Bani Umayyah masih dalam keadaan
mencari bentuk, hal ini dapat dilihat dengan perkembangan empat mazhab
yang ada di tubuh Sunni. Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi, hidup pada
masa perkembangan awal kekuasaan Bani Abbasiyah.
Mahzab /Aliran Fikih
Terdapat empat mazhab yang paling banyak diikuti oleh Muslim Sunni.
Di dalam keyakinan sunni empat mazhab yang mereka miliki valid untuk
diikuti. Perbedaan yang ada pada setiap mazhab tidak bersifat
fundamental. Perbedaan mazhab bukan pada hal Aqidah (pokok keimanan)
tapi lebih pada tata cara ibadah. Para Imam mengatakan bahwa mereka
hanya ber-ijtihad dalam hal yang memang tidak ada keterangan tegas dan
jelas dalam Alquran atau untuk menentukan kapan suatu hadis bisa
diamalkan dan bagaimana hubungannya dengan hadis-hadis lain dalam tema
yang sama. Mengikuti hasil ijtihad tanpa mengetahui dasarnya adalah
terlarang dalam hal akidah, tetapi dalam tata cara ibadah masih
dibolehkan, karena rujukan kita adalah Rasulullah saw. dan beliau memang
tidak pernah memerintahkan untuk beribadah dengan terlebih dahulu
mencari dalil-dalilnya secara langsung, karena jika hal itu wajib bagi
setiap muslim maka tidak cukup waktu sekaligus berarti agama itu tidak
lagi bersifat mudah.
Hanafi
Didirikan oleh Imam Abu Hanifah, Mazhab Hanafi adalah yang paling dominan di dunia Islam (sekitar 32%), penganutnya banyak terdapat di Asia Selatan Turki, Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maladewa), Mesir bagian Utara, separuh Irak, Syria, Libanon dan Palestina (campuran Syafi'i dan Hanafi), Kaukasia (Chechnya, Dagestan).
Maliki
Didirikan oleh Imam Malik, diikuti oleh sekitar 20% muslim di seluruh dunia. Mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab ini memiliki keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk madinah sebagai sumber hukum karena Nabi Muhammad hijrah, hidup dan meninggal di sana dan kadang-kadang kedudukannya dianggap lebih tinggi dari hadits.
Syafi'i
Dinisbatkan kepada Imam Syafi'i memiliki penganut sekitar 28% muslim di dunia. Pengikutnya tersebar di Turki, Irak, Syria, Iran, Mesir, Somalia, Yaman, Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi mazhab resmi negara Malaysia dan Brunei.
Hambali
Dimulai oleh para murid Imam Ahmad bin Hambal. Mazhab ini diikuti oleh sekitar 5% muslim di dunia dan dominan di daerah semenanjung Arab. Mazhab ini merupakan mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi.
Orang non-Islam tidak
menyadari bahwa kebanyakan orang Islam percaya dan mengikut pada hal-hal yang
tidak ditemukan dalam Qur’an, tapi ada dalam kumpulan kebudayaan yang
disbeutkan yaitu Hadist. Menurut sebuah catatan kaki dalam suatu terjemahan
hadist, “Peraturan ini digambarkan sebagai perihal Sunah Nabi dan hadist itu
telah sah yang dipaksakan satu pihak dengan pihak lain dengan Qur’an.” (Sahih
Muslim vol.4 hal.1256 catatan kaki). Sunnah berarti secara lugas “tradisi”,
dan Islam Sunni merupakan 80 sampai 85 % dari seluruh umat Islam. Hadist
merupakan dasar tertinggi dalam Islam Sunni setelah Qur’an.
Untuk memahami seluruh
Islam, penting untuk melihat perbedaan antara Islam Sunni dan aliran yang lain.
Bagian ini dapat menjadi hal yang serius. Contohnya, tak hanya umat Islam yang
membakar gereja di Mesir dan Indonesia, tapi Islam konservatif juga membakar
masjid dari umat Islam lainnya di Sudan. Secara sejarah, perang pertama antara
Umat Islam Sunni, Syi’ah, dan lainnya sangatlah merupakan perang berdarah.
Kumpulan Hadist yang
berwenang
1. Bukhari (810-870
A.D. 256 A.H.) mengumpulkan sekitar 7,275 hadiths (3,000 sampai 4,000
kalimat lepas) (lebih dari sekitar 300,000 ia telah mengetahuinya) yang
diketahui secara universal sebagai “sampingan dari Qur’an dalam kewenangannya”.
Bukhari diberikan nama panggilan setelah adanya kota Bukhara di Asia Tengah.
Semua kumpulan ini memberikan pernyataan yang luar biasa dari sumber tentang
Hadist. Pada suatu kesempatan ia pun memberikan sumber yang bermacam-macam yang
mengatakan hal yang sama. Bukhari memberikan banyak keajaiban bagi Muhamad,
walau Qur’an mengatakan Muhamad tidak pernah melakukan suatu keajaiban.
2. Sahih Muslim,
oleh Imam Muslim (817-875 A.D. 261 A.H.) adalah kumpulan yang terstandar
kedua, dengan 7,190 hadist (4,000 kalimat yang lepas). Ia mempunyai
sedikit perbedaan pendekatan daripada Bukhari. Ia mungkin mengulang budaya yang
sama, sebanyak 6, 10 atau puluhan kali, pada satu dan yang lainnya, banyak
waktu dengan perkataan yang sedikit perbedaannya, berdasarkan dari sumber yang
menyatakan perkataan itu. Sahih Muslim memberikan kutipan dari Sura yang
hilang dalam Qur’an. Hal ini juga memberikan banyak keajaiban oleh Muhamad,
walau Qur’an mengatakan Muhamad tak pernah melakukan keajaiban itu.
3. Abu
Da’ud/Daw’ud/Dawud/Dawood al Sidjistani (817-888/9 A.D. 275 A.H.) mempunyai
kumpulan terstandar ketiga dari hadist. Setelah ia menyelesaikan kumpulannya
itu pada tahun 864/5 A.D. 241 A.H.) Ia mengumpulkan kumpulannya itu pada Ahmad
bin Hanbal, yang menyetujui itu. Ia mengumpulkan 4,800 hadist lebih dari
500,000. Ia mempunyai prinsip bahwa “penghubung haruslah dapat dipercaya bahwa
tidak menyediakan bukti yang mendiskreditkan mereka”.
4. Abu’ ‘Isa Mohammed ibn
‘Isa bin Sawra ut-Tirmidhi (825-892 A.D. 209-279 A.H.), seorang
murid dari Abu Da’ud, mempunyai kumpulan hadist tertinggi keempat, yang disebut
Jami. Yang berisi sekitar 3,956 hadiths. Murid Bukhari ini
disebut Tirmidhi karena ia lahir didekat desa Tirmidh di daerah Sungai Oxus.
Untuk menjelskan kebingungan, terdapat seorang mistikus Sufi yang bernama
Tirmidhi juga, tetapi mereka tidak berhubungan.
5. Sunan Nasa’i (atau Al
Nasa) (830-915 A.D. 215-303 A.H.) yang lain selanjutnya, juga mempunyai sebuah
kumpulan 5,764 hadist yang disebut Suand yang mempunyai kewenangan yang
lebih rendah.
6. Ibn Maja /
Ibn-i-Majah (824-886/887 A.D. 273 A.H.) juga mempunyai kumpulan 4,341 Hadist, tetapi
tidak mempunyai kewenangan yang sama dengan keempat pertama kumpulan hadist
tersebut.
Keenam kumpulan ini
semua disebut Shiah Sitta. Sebelum adanya keenam kumpulan ini ada yang lain.
Beberapa orang Sunnijuga memperhatikan kumpulan ketujuh dari hadist itu. Muwatta’
Malik. Hadist Sunni lainnya yaitu: Sunan al-Darimi, Musnad dari
al-Humaydi, Sunan al-Daraqutni dan Musnad Ahmad ibn Hanbal
Yahya bin Sharaf ad-Din an-Nawawi
(meninggal 1278 A.D.) mempunyai 42 tradisi yang disebut “empat puluh”. Ini
diingat oleh anak-anak diseluruh dunia. Menurut dugaan Muhamad mengatakan bahwa
siapapun yang mengetahui tradisi ini Allah akan membangkitkan mereka pada Hari
Kiamat dalam kumpulan hakim dan para ahli agama.
Riyadh-us-Saleheen adalah kumpulan yang
ada dikemudian hari dengan 2,000 hadiths yang diterima oleh Imam abu
Zakariya yahya bin Sharaf an-Nawawi (1233-1277/9 A.D.) Ia menulis sebuah
komentar dalam Bukhari dan mempelajari Sahih Muslim.
Encyclopaedia Britannica menyebutkan bahwa
Nawawi mengatakan beberapa tradisi dirubah dengan cerita fiksi dari tradisi
yang terakhir yang tidak pernah ditulis oleh siapapun.
Fiqh us-Sunnah (1985-1992) adalah
kumpulan yang lebih modern dan sistematik, yang saya juga punyai kelima volume
bukunya.
Inilah jumlah halaman
hadist setiap topiknya.
Penekanan
|
Bukhari
|
Sahih Muslim
|
Fiqh us-Sunnah
|
Bisnis, uang
|
301: 546
|
73 : 409
|
|
Pakaian, jilbab
|
98 : 179
|
42 : 248
|
|
Puasa
|
61 : 111
|
55 : 286
|
38
|
Makanan, minuman
|
170: 281
|
15 : 86
|
|
Penguburan
|
84 : 149
|
0 : 0
|
95
|
Penyembuhan pasien
|
82 : 502
|
22 : 135
|
12
|
Pernikahan, perceraian
|
200:262
|
90 : 377
|
|
Menstruasi
|
21 : 37
|
33 : 158
|
6
|
Nilai personal
|
274:431
|
127: 157
|
|
Naik haji
|
185: 324
|
144: 584
|
136
|
Berdoa, ritual
|
433: 815
|
263:1505
|
288
|
Hukuman, pengadilan
|
70 : 84
|
48 : 173
|
|
Pajak dan zakat
|
69 : 105
|
57 : 227
|
105
|
Mengajar, Qur’an
|
982:1234
|
239:912
|
|
Perang, Hasil Jihad
|
650:926
|
69 : 181
|
|
Upacara pencucian
|
87 : 170
|
26 : 145
|
68
|
Keseluruhan
|
4705:7275
|
1557:7190
|
764
|
Persentase
|
80%:
85%
|
83%
: 83%
|
98%
|
Syi’ah mungkin
mencatat bahwa ketika hadist secara langsung disangkal oleh Islam Syi’ah (Ali
bukanlah penerus, bukan orang yang istimewa, dan lainnya) hadist hanya
dikumpulkan hampir dua abad lamanyasetelah kematian Muhamad.
Pentingnya Hadist
“Bagian dari hadist
ini dengan jelas mengindikasikan sebuah fakta bahwa hadist adalah kunci yang
dibutuhkan untuk membenarkan pemahaman tentang Qur’an, karena sebagai pembawa
wahyu, Nabi merupakan orang yang tepat dan lagipula, secara mutlak berwenang
untuk menafsirkan dan menjelaskan pengertian dari Qur’an itu.”
(Sahih
Muslim vol. 1 hal.72 catatan kaki)
Pada kenyataannya,
satu hadist mengindikasikan bahwa Muhamad sendiri mengetahui hadist! Bukhari
vol.1 buku 3 bag.34 no.98 hal.79 mengatakan, “Muhamad telah berpikir bahwa tak
ada seorangpun yang menanyaiku sebelum kamu [Abu Huraira] yang aku tahu kamu
telah lama mempelajari hadist ini.” Mungkin Muhamad melakukan keajaiban dengan
peramalan ini.
Ingatan Abu Huraira
“Dikisahkan oleh Abu
Huraira: saya berkata, ya Rasullulah! Saya telah mendengar banyak cerita dari
kau tapi saya lupa semua. Ia mengatakan: ‘bentangkan kain penutupmu.’ Saya
membentangkan kain saya dan ia menggerakan kedua tangannya seakan akan mengaduk
sesuatu dan menuangkan kedalam kain dan berkata “bungkus lagi”. Saya
membungkusnya keseluruh tubuh saya, dan sejak saat itu saya tidak pernah lupa
kagi akan satu hadist pun” Bukhari vol.4 buku 56 bag.27 no.841 hal.538. Lihat
juga Bukhari vol.9 buku 92 bag.22 no.452 hal.332, Sahih Muslim
vol.4 no.6083-6085 hal.1329-1330.
Referensi yang
berseberangan
Pada satu pihak,
hadist dikumpulkan sekitar 200 tahun setelah kematian Muhamad. Dilain pihak,
kumpulan yang berbeda muncul sebagai referensi yang bertentangan satu sama lain
dan lebih atau sedikit independent (kecuali yang Tirmidh pelajari dari Bukhari)
Tambahannya, terdapat empat penulis biografi Muhamad yang terdahulu yang
menulis lebih sederhana daripada para pengumpul hadist itu.
Al-Wahidi/Wakidi (meninggal
tahun 823 A.D.)
Ibn Sa’ad (meninggal tahun
845 A.D.)
Ibn Isaq/Ishaq (meninggal
tahun 767 A.D.)
Ibn Jair al-Tabari (hidup
kemudian, dan meninggal tahun 923 A.D.)
Ini juga bertindak
sebagai sebuah kroscek. Beberapa orang mungkin berpikir ingatan Abu Huraira
hanya dalam membuat hadist, seperti yang lainnya telah akui. Maka masalah bukan
pada apakah pengumpul hadist itu atau apa yang dibuat oleh sang penulis
biografi, tetapi lebih apakah mereka hal itu sebagai hadist yang asli. Umat
Islam Sunni sendiri mengakui terdapat kesalahan kecil dalam hadist, karena
perkataannya berbeda. Namun, mereka tidak percaya kesalahan kecil itu
menimbulkan ketidaksahan dari pengajaran Hadist ini.
Beberapa
Hadist dirubah, menurut sebuah judul dalam Sahih Muslim vol.1 no.682 hal.195-197
Beberapa sekolah Sunni
masa awal
Al-Awza’i (meninggal pada tahun
774 A.D.) menekankan tradisi yang hidup meliputi hadist yang sah. Sekolahnya digantikan
oleh suku Maliki.
Thawriyya, dimulai oleh Sufyan
al-Thawri (716-778 A.D.) menekankan hadist yang menggunakan tradisi yang masih
ada. Mereka mempunyai dua kumpulan hadist yang sekarang sudah hilang. Thawriyya
digantikan oleh lawannya yaitu suku Hanafi.
Mu’tazilit ditemukan oleh Wasil
ibn Ata. Mereka mengatakan bahwa alasan itu sangatlah penting. Sifat Tuhan
bukanlah suatu yang sungguh ada bersama Tuhan. Mereka menjelaskan sebuah
antropomorfisme tentang Tuhan. Kaum Mu’tazilit mengatakan Qur’an diciptakan dan
mereka menekankan pada tanggung jawab manusia. Mereka ragu atas hadist (ingat
ini ada sebelum Bukhari dan yang lainnya diselidiki melalui hadist) Kaum
Mu’tazilit lebih tepat memulai pada tahun 849 A.D.
Ash’ari (873-935 A.D.), adalah pendiri Mu’tazilite,
merupakan kunci perkembangan logis dari sekolah kaum Sunni.
Zahiriyya/Dawudiyya “masa kesusastraan”
dimulai oleh Dawud Khalaf (meninggal tahun 882 A.D.). Mereka menolak penalaran
manusia, walau mereka menerima analoginya.
Kadarita mengatakan manusia
mempunyai kekuatan dalam tindakannya versus takdir yang diberikan manusia.
Seorang pemimpin pada masa awal, Ma’bad al-Juhani, dihukum mati karena
pengajarannya pada tahun 699 A.D.
Murjiit (yang ditunda) menekankan tidak pernah
menghakimi siapapun, - bahkan korupsi yang dilakukan pemimpin Umaya sekalipun.
Jahizit merupakan sebuah sekte
Mu’tazilite yang didirikan oleh Abu ‘Uthman ‘Amr ibn Bahr ul-Jahiz (meninggal
tahun 1869). Jahiz berarti “manusia dengan murid-murid yang terkemuka”.
Komentator lainnya dalam
Qur’an yaitu Ibn al-Jauzi (meninggal tahun 598 A.H.) dan Ibn Jahar (meninggal
tahun 852A.H.).
Sekolah Utama bagi Kaum
Sunni
Sekolah Hanifi/Hanafi
didirikan oleh Abu Hanifa (meninggal tahun 150/767 A.D.). Sekolah itu diatur
secara sistematis oleh dua muridnya yaitu Abu Yusuf (meninggal tahun 797 A.D.) dan
Mohammad al-Shaybani (meninggal tahun 805 A.D.) “Abassids” dan and Ottoman
umumnya mengikuti kaum Hanafi, dank arena itu sangat terkenal saat ini.
Sekolah Malikite datang
dari Malik ibn Anas (709/715 - 179/795 A.D.). Mereka sekarang berada di afrika
saat ini.
Sekolah Hanbalite
adalah sekolah terkecil. Sekolah itu didirikan oleh seorang yang sangat
konservatif yaitu Ahmad ibn Hanbal (meninggal tahun 855 A.D.). Penafsiran
mereka secara umum banyak menggunakan tata bahasa. Menurut buku berjudul Islam
edisi kedua hal.131, mereka berpendapat sangat bertentangan dengan Mu’tazilit,
yang menekankan hukum Tuhan atas kerugian dari kekuasaannya.
Sekolah Shafi’ite,
terutama di Indonesia sekarang ini, didirikan oleh Al-Shafi’i (meninggal tahun
819/820 A.D.), yang berasal dari sekolah Malikite. Ia menekankan empat dasar
kewenangan yang harus dipatuhi: Qur’an, tradisi Hadist (sunna), musyawarah
(ijma) yang diterima oleh semua kaum Islam, dan terakhir pemikiran yang
murni (ijtihad dan qiyas). Tak ada yang menyebutkan tentang
mempertanyakan perlindungan Tuhan. Kemudian sekolah yang lain menerima empat
dasar ini juga. Muhamad pun berkata, “umatku tidka akan pernah setuju dengan
kesalahan”, maka apapun yang disetujui umat Islam berarti itulah yang benar.
Kaum Farisi atau bukan?
Islam Sunni dapat
mengingat salah satu orang Farisi pada masa Yesus hidup, yang sangat
memperhatikan setiap rincian dari aturan hukum yang ada, tapi melupakan sebuah
hubungan kasih dengan Tuhan. Pandangan ini disebutkan dan ditolak dalam
terjemahan bahasa Inggris dari Sahih Muslim volume 3 hal.1116 catatan
kaki to no.5031. Tapi apa yang kamu pikirkan?
“Anas bercerita bahwa
Utusan Allah (semoga damai bersamanya) bernafas tiga kali (diluar gelas) yang
untuk minum dan berkata: Ini akan lebih memuaskan kehausanmu, lebih sehat, dan
bermanfaat. Anas berkata: maka saya juga harus bernafas tiga kali ketika saya
minum.” Sahih Muslim volume 3 no.5030 hal.1118.
“Ibn ‘Abbas bercerita
pada Utusan Allah (semoga damai besertanya) yang mengatakan: ketika diantara
kamu makan sesuatu maka ia tidak boleh membersihkan tangannya sebelum ia
menjilati jari-jarinya terlebih dahulu atau menyuruh orang lain yang menjailati
jari-jarinya itu.” Sahih Muslim volume 3 no.5037 hal.1119.
“Ibn ‘Abbas ditanyai
tentang seorang laki-laki yang menunjuk dengan jarinya ketika sedang berdoa,
dan berkata. ‘Ini merupakan sholat yang sungguh-sungguh’. Kata Anas ibn Malik,’
ini sedang memohon’ para mujahidin menambahkan ‘melakukan ini untuk menghalangi
setan’. Menurut Syafiah, menunjuk dengan jari hanya sekali, ketika berkata-kata
‘kecuali Allah’ dalam menjadi saksi yang membuat pernyataan. Kaum Hanafiyah
mengangkat jarinya dalam menyangkal sebagian pernyataan (tak ada yang baik) dan
menurunkan jarinya itu selama sesi komfirmasi (kecuali Allah). Kaum Malikiyyah menggerakan
jarinya ke kiri dan kanan sampai mereka selesai berdoa. Kaum Hanbaliyyah menunjuk
dengan jari setiap kali mereka menyebutkan Allah, sebagai pancaran bahwa Allah
adalah satu, dan mereka tidak menggerak-gerakannya.” Fiqh us-Sunnah vol.
1 hal.158.
Kalif Pertama
Abu Huraira bercerita bahwa Muhamad mengatakan
setelah kematiannya mereka harus patuh pada kalif. Ibn-i-Majah vol.4:2871
hal.203
1. Abu Bakr menjadi kalif dari
tahun 6/8/632 - 634 A.D. smapai kematiannya di tahun 634 A.D. Ia adalah ayah
dari istri Muhamad Aisha. Ia menghukum banyak pemberontak Islam.
2. ‘Umar/Omar bin
al-Khattab
lahir pada tahun.581 A.D. menjadi kalif dari tahun 634 A.D. sampai pada
pembunuhannya tahun 644 A.D. oleh seorang budak Persia dengan menggunakan racun
yang mematikan. Umar suatu saat menawarkan pada Muhamad untuk memotong kepala
anak perempuannya, Hafsa, salah satu istri Muhamad. Umar mengalahkan Siria dari
tahun 635-637 A.D., mengalahkan Persia dari tahun 637 A.D., dan Mesir tahun 639-642
A.D. Ia mengatakan,”Cegahlah wnaita agar tidak belajar menulis! Katakanlah
untuk tidak merubah cara yang dahulu.”
3. ‘Uthman bin ‘Affan menjadi kalif tahun 644
A.D. sampai pada tahun pembunuhannya tahun 656 A.D. ketika seorang Islam yang
berontak memaksa menyerang Medina. Sebuah pertempuran telah dimulai melawannya
pada tahun 655 A.D. di Kufa. Ia menmpermasalahkan kembali “standar” dari
Qur’an.
4. ‘Ali bin Abu/Abi
Talib (lahir
tahun 600 – menjadi kalif tahun 656 – dibunuh tahun 661 A.D.) Ketika Ali
menjadi kalif ia menangkap Aisha seperti ia menghancurkan 3.000 pemberontak di
perang Jamal, membunuh jendral Talha dan Zobair. Saat itu Kufa adalah
ibukotanya. Setelah Fatima meninggal, Ali mempunyai 8 istri dan 33 anak-anak.
5. Mu’awiya I, ‘Sepupu Usman, menjadi
kalif sebelum tahun 661 A.D. setelah Ali memimpin kekalifan. Mu’awiya mengangkat
pakaian yangberlumuran darah milik sepupunya itu sebagai bendera, dan
mengatakan Ali tidak cukup untuk membawa pembunuhan itu ke pada peradilan. Pada
perang Siffin dekat Efrat tahun 7/657 ‘orang-orangnya Ali menang ketika
prajurit Mu’awiya mengambil halaman-halaman Qur’an dengan ujung tombaknya dan
mengatakan bahwa Islam tidak boleh saling menyerang. Abu Musa adalah penengah
dari pihak Ali dan ‘Amr ibn-el-Ass penengah untuk Mu’awiya. ‘Amr membujuk Abu
Musa bahwa yang mendamaikan itu akan menjadi kalif. Maka keduanya
diberhentikan, dan lalu Amir menjadikan Mu’awiya seorang kalif! Kaum Kharijite mencoba
untuk membunuh namun akhirnya gagal dalam membunuh Mu’awiya dan ‘Amr, berkata
tapi mereka berhasil mendapatkan Ali pada 24 Januari tahun 661 A.D. dengan
senjata beracun.
6. Yezid/Yazid I (korupsi) (60/680 –
64/683 A.D.) (atau 683-686 A.D.) beberapa orang tidak menerimanya sebagai kalif
yang sah.
7. Abd al-Malik tahun 683-705 A.D. menjatuhkan
pemberontakan Abdulla bin Zubair (salah satu anak laki-laki dari pemberontak
Aisha) pada tahun 683 A.D. dengan mengepung Mekah. Sebuah kobaran api terdapat
di Ka’abah dan batu bintang suci itu pecah. Ia menjadikan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi pada tahun 696 A.D.
Abbasids pada tahun 747-750 A.D.
dibawah Abu al-Abbas al-Saffah mengusir kaum Umayyad. (al-Saffah berarti luapan
darah.) Setiap kepala kaum Umayyad dipenggal kecuali Abd al-Rahman, yang lolos
dari bangsa Spanyol. .
‘Ali tidak mempunyai
Pengetahuan yang Istimewa
Bukhari
Hadith vol.9 buku 83 bag.31 no.50 hal.37-38 “diceritakan oleh Abu
Juhaifa : saya bertanya pada Ali, ‘Apakah kamu mempunyai sumber tulisan lain
yang hebat selain dari Qur’an? Atau, seperti yang Uyaina katakan, “selain dari
yang orang lain miliki?’ Ali mengatakan,’Dalam namaNya yang menjadikan
biji-biji berkecambah dan menciptakan roh, kita tidak mempunyai apa-apa kecuali
apa yang ada di dalam Qur’an dan diberikan rahmat dalam memahami kitabAllah itu
yang mana Ia memberkati manusia, dengan dan dari apa yang ia tulis dalam setiap
lembaran kertasnya itu.’ Saya bertanya, ‘apa yang ada dalam lembarab itu?’ ia
menjawab, ‘peraturan yang sah tentang Diya (uang dan darah) dan (tebusan)
yang dinyatakan untuk membebaskan tawanan, dan keputusan bahwa tak ada umat
Islam yang dibunuh dalam Qisas (sama halanya dengan hukuman) yang membunuh
orang kafir (orang yang tidak percaya).” [“sumber tulisan hebat yang lain” adalah tata
bahasa yang asli]
‘Ali bukanlah pengganti
Mumahad menurut Bukhari vol.5 buku 59 bag.81 no.736 hal.525
Tidak semua Kaum Sunni
yang melaksanakan Hadist
Jika seorang Islam Sunni
di daerah barat ingin hidup sesuai dengan hadist, diantara yang lainnya, mereka
harus melakukan hal-hal berikut.
Jilbab diwajibkan untuk
perempuan Muslim Sahih Muslim vol.2 no.2789 hal.606-607. Jilbab tidak
diperbolehkan bagi budak. Sahih Muslim vol.2 no.3325,3328 hal.721-722
Umat Islan dilarang
untuk menjula, anggur, berhala, dan daging babi. Sahih Muslim vol.3
no.3840 hal.828-830. Ini agaknya akan menghalangi pekerjaan di pusat
perbelanjaan yang menjual alkohol, sosis, dan lain-lain.
Sahih Muslim mengatakan bahwa umat
Islam tidak diperbolehkan untuk bermain catur. (vol.4 buku 25 no.5612 hal.1222).
Laki-laki Muslim tidak boleh memakai bahan sutra. (vol.4 no.6038 hal.1314), seperti
dasi sutra atau memakai pakaian yang berwarna kuning (vol.3 no.5173-5178 hal.1146). Abu Dawud vol.3
no.3714 dan catatan kaki 3168 hal.1053; vol.1 catatan kaki 535 hal.277 juga mengatakan
laki-laki tidak boleh mamakai sutra dan brukat. Umat Islam tidak boleh memakai
pakaian berwarna kuning menurut Tirmidhi’s Shamaa-il bag.46 no.4. Ketika Khalid bin Sa’id datang
ke Mekah memakai jubah sutra, mereka berlinangan air mata. al-Tabari vol.11 hal.75. Semua
orang Islam tidak dapat minum dari gelas emas atau perak. Permaianan tentang
peluang dilarang menurut Abu Dawud vol.3 no.3687 hal.1047. Bukhari vol.7 buku
62 bag.95 no.133 hal.101 mengatakan perempuan tidak boleh menggunakan wig pada
rambut aslinya. Tak boleh memasang gambar orang atau binatang menurut Bukhari
vol.4 buku 54 bag.6 no.447-450 hal.297-299. Namun, Muhamad menggunakan brukat
sutra selama perang. Ibn-i-Majah vol.4 no.2819 hal.174
Abu Dawud vol.3 no.4920 hal.1375 mengatakan
umat Islam tidak boleh bermain “ backgammon”.
Apa yang menjadi tradisi
yang terdahulu?
Para pengamat Sunni
dalam Hadist menekankan bahwa Qur’an sendiri tidaklah cukup. Qur’an membutuhkan
penafsiran hadist untuk mengetahui artinya. Namun, orang Sunni sebenarnya
menolak tradisi itu. Seperti contohnya, umat Syi’ah mempunyai kumpulan Hadist
juga, yaitu yang dibuat Mullah Muhammad Bakir Madjlisi (1627-1698 A.D.). Orang
Sunni pun juga menggunakan hadist mereka sendiri, dan kepunyaan kaum Sunni itu
lebih dulu ada, yaitu hanya sekitar dua abad setelah Muhamad.
Tetapi mengapa mereka
menolak tradisi yang pertama itu, yang mana setuju dengan Alkitab. Dari sekitar
tahun 97/98 A.D., terdapat pemeliharaan yang cukup berlebih pada tradisi
Kekristenan yang dapat dipercaya yang ada dalam Alkitab. Para penatua gereja
zaman awal menulis hal ini dengan cukup luas, dan mereka senang menggunakan
kutipan dari injil. Mengapa tidak mempelajari juga tradisi Yesus?
Untuk hal itu,
mengapa kaum Sunni menolak kelayakan dari Alkitab, ketika kita telah
mempersiapkan Alkitab dari tahun 100 A.D., 125-175 A.D., dan
penggalan-penggalannya dari sekitar tahun 117-138 A.D. Banyak umat Islam yang
justru tidak memperhatikan tentang bukti salinana dari Alkitab. Dua alasannya
yang dapat anda dengar dari para pembela Islam yaitu adanya variasi salinan,
dan Perbedaan dalam penceritaan. Mereka dijelaskan masing-masing untuk
menjadi sebuah jawaban dari orang Kristen bagi dua pertanyaan ini, dan inilah
jawaban itu.
Variasi Naskah
Kami yakin sekitar 97.3%
akan keaslian dari setiap kata yang ada Perjanjian Baru. Kebanyakn perbedaannya
yaitu didalam pengejaan, penataan kalimat, dan tak satupun yang mempengaruhi
doktrin Kristen. Dua variasi naskah terbesar yaitu akhir dari Markus, dan
cerita tentang Yesus yang mengampuni perempuan yang berzina. Sementara keduanya
mungkin adalah bagian dari Alkitab dari salinan yang asli, tapi poin pentingnya
bukan itu. Kalimat-kalimat ini tidak mempengaruhi doktrin Kristen, dan kami
harus membandingkan ini dengan situasi umat Isla saat itu. Qur’an mempunyai
sura yang telah hilang, menurut Sahih Muslim vol.2 no.2286 hal.500,501.
Bukhari Hadiths
mendokumentasikan ayat-ayat Qur’an yang hilang dalam Bukhari vol.4 buku
52 bag.9 no.57 hal.45, vol.4 buku 52 bag.12 no.62 hal.48; vol.4 buku 52 bag.19
no.69 hal.53; vol.6 buku 61 bag.3 no.510,511 hal.479-480.
Terdapat beberapa
versi tentang Qur’an, beberapa dengan dua sura yang lebih dari versi lainnya.
Kalif Usman mencoba memecahkan masalah itu dengan menyuruh setiap orang untuk
menyerahkan Qur’an mereka, dan ia membuat suatu versi yang “standar”.
Maka baik Qur’an
ataupun Alkitab mempunyai masalah dalam naskah. Alkitab mempunyai beberapa
variasi naskah, dimana tidak terdapat perubahan dengan doktrinnya dan kita
mengetahui keragaman itu, sementara Qur’an mempunyai variasi yang merubah
doktrinnya, sebuah lembaran yang hilang, ditambah dengan adanya keragaman itu.
Perbedaan dalam
penceritaan
Penulis Alkitab
memberikan empat penceritaan berbeda mengenai kehidupan Yesus. Setiap
penulisnya memberikan tambahan yang detil mengenai Yesus yang tidak ditulis
oleh penulis lain, dan mereka mempunyai penekanan yang berbeda pula. Seperti
cotohnya, kita percaya Matius pertama-tama menulis pada masyarakat Yahudi,
sementara Lukas berfokus pada kaum Non-Yahudi. Tetapi mereka tidak
bertentangan,
Perbedaan kumpulan
Hadist juga mempunyai perbedaan detil yang tidak terlalu besar. Seperti halnya
terdapat empat penulis biografi Muhamad. Mereka juga punya perbedaan dalam
detilnya, dan tidak ada yang menjadi suatu keterkejutan atau skandal tentang
itu. Satu hal yang mereka setujui tentang itu, yaitu bahwa Muhamad semula
mempunyai ayat dalam Sura 53 yang mengatakan campur tangan dari anak perempuan
Allah (berhala) yang diharapkan. Yang bertentangan, dalam alkitab walaupun
terdapat perbedaan penceritaan namun tak ada yang menceritakan adanya suatu
pengharapan dari Tuhan yang lain, tidak seperti yang penulis biografi Muhamad
tulis dalam Qur’an.
Maka jika masalah
tulisan naskah tidak signifikan dalam Alkitab daripada dalam Qur’an, dan anda
ingin mengikuti tradisi, maka ikutlah pada tradisi yang awal dan dapat
dipercaya, dan percayalah Tuhan bahwa IA dapat melindungi apa yang menjadi arti
dari SabdaNya itu.
Sumber : muslimhope wikipedia
1 komentar
Bkanx para khalifah nabi muhammad gk bisa dilukai soalx allah dan malaikat ada brsama mereka
Reply